Bel tanda pulang sekolah akhirnya berbunyi. Silvia sudah tidak sabar untuk cepat sampai di rumah. Sejak pelajaran terakhir tadi, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia, ia telah membayangkan betapa nikmatnya makan tumis kangkung buatan ibunya.
“ Via, kita jadi pulang bersama dan kerja kelompok mencari bahan untuk speech besok, kan?” kata Zahra sahabatnya.
“ Jadi, dong! Tapi, aku tidak ikut makan bakso di warungnya mang Ujang, ya. Aku ingin makan tumis kangkung buatan ibuku! Kalau kerja kelompok nanti aku tunggu di rumahku sekitar jam setengah 2, ya!” kata Silvia.
“OK! Aku juga hari ini lupa membawa uangnya. Bagaimana kalau besok saja?” tanya Zahra.
“ It’s OK, Zahra!” jawab Silvia.
Silvia memang jago berbahasa Inggris. Tidak hanya Bahasa Inggris saja, tetapi hampir semua mata pelajaran dikuasainya. Makanya, ia selalu mendapat peringkat tertinggi di kelasnya. Kedua orang tuanya sangat bangga atas prestasinya. Zahra sahabatnya juga sedikit – sedikit pandai berbahasa Inggris. Tidak hanya jago berbahasa Inggris, dia pun sangat patuh dan sayang sekali pada orang tuanya. Silvia adalah seorang anak tunggal. Walaupun anak tunggal, ia tetap bahagia karena di sekolah pun ia punya banyak teman. Dulu, ia memang sangat kesepian.
Saat sampai di rumah,
“ Assalamualaikum!” kata Silvia memberi salam saat sampai di rumah.
“ Waalaikumsalam. Sudah pulang, Nak! Ayo, ganti pakaianmu dulu setelah itu baru kita makan siang bersama. Ibu sudah buatkan tumis kangkung kesukaanmu.” kata Ibu.
“ Baik, Bu!” jawab Silvia.
Setelah berganti pakaian dan menyusun buku – buku untuk dibawanya besok, ia pun langsung menuju ruang makan. Di meja makan, telah tersedia tahu, tempe, dan ayam goreng. Dan tidak ketinggalan tumis kangkung kesukaannya. Hmm… lezat sekali pikirnya.
“ Ini nasinya. Makanlah yang sekenyang – kenyangnya.” kata Ibu.
“ Iya. Bu, besok ada acara lomba speech di sekolahku. Lomba ini diselenggarakan untuk seleksi murid yang akan mengikuti lomba speech di Jakarta bagi yang mendapatkan juara satu. Aku ikut, ya, Bu.” Izin Silvia.
“ Oh, tentu saja! Ibu tidak melarang kamu untuk ikut lomba – lomba. Tapi, lombanya jangan yang aneh – aneh!” jawab Ibu pada Silvia.
“ Horeeee… Aku boleh ikut lomba! Doakan aku supaya menang dan mendapatkan kemudahan dalam lomba itu ya, Bu.Oh, ya! Jam 2 nanti Zahra akan datang ke rumah. Dia akan membantuku mencari bahan untuk lomba besok.” kata Silvia penuh kegirangan.
“ Pasti Ibu mendoakan kamu supaya menang! Ya sudah habiskan makanmu dulu, nanti baru cerita kembali. Kalau makan sambil berbicara, bisa – bisa kamu tersedak, Via.” kata Ibu.
“ Hehe… Iya, Bu!” jawab Silvia.
Silvia lalu mencuci piring bekas makan Ibu dan dirinya. Kemudian membereskan meja makan. Tidak berapa lama, Zahra pun datang. Terdengar suara teriakan memanggil dari Zahra,
“ Assalamualaikum, Viaaaa…!”
“ Waalaikumsalam, ya… tunggu sebentar!” balas Silvia.
Silvia membuka pintu pagar rumahnya yang berwarna biru muda yang cerah. Ia sendiri yang memilih warna itu. Ia sangat menyukai warna biru muda.
“ Ayo, masuk, Ra! Sorry, ya, sudah menyuruhmu untuk datang kesini.” ajak Silvia.
“ No Problem lah!” kata Zahra dengan kepandaian berbahasa Inggris nya.
“ Mau browsing bahan speech lewat apa, ya?” tanya Silvia.
“ Hmm… mungkin pertama – tama kita cari lewat google dulu! Setelah itu, baru kita browsing kembali lewat situs – situs yang lainnya. Gimana, Via?” kata Zahra memberi usul pada sahabatnya.
“ Ide yang bagus! Eh… by the way mau cemilan apa, Ra.” tanya Silvia.
“ Up to you asal enak!” jawab Zahra.
“ OK! Aku ke dapur dulu, ya! Kamu browsing duluan saja!”
Silvia pun pergi ke dapur untuk membuatkan minum dan mengambil makanan untuk dirinya dan sahabatnya itu.
“ Via, si Zahra mau dibuatkan minuman apa?” tanya Ibu pada Via.
“ Biar aku saja, Bu, yang buatkan minumannya. Ibu istirahat saja di kamar, nanti Ibu kecapaian.” cegah Silvia.
“ Iya, deh! Ibu turuti permintaan Nona Silvia! Hehe…” ledek Ibu.
“ Hehe…” tawa Silvia.
Setelah membuatkan minuman dan mengambil cemilan untuk Zahra, Ia pun kembali ke kamarnya karena mereka browsing bahan speech di kamar Silvia.
“ Sorry sudah menunggu terlalu lama! Ini minuman dan cemilannya. Jangan lupa dimakan dan diminum, ya!” kata Silvia.
“ So pasti dimakan dan diminumlah! Mubazir kalau tidak dimakan! Via, kok dari tadi aku tidak melihat Ibumu, memang Ibumu kemana?” Zahra bertanya pada Silvia.
“ Aku menyuruh Ibuku untuk beristirahat karena dia terlihat kecapaian.Ya sudahlah kita lanjutkan kembali browsing nya. Gimana sudah dapat bahannya?” jawab Silvia.
“ Hmm… aku tadi sudah mencari bahannya di google, sudah dapat 2 bahan, yaitu politik dan kesehatan. Tapi, kalau bahan speech nya politik atau kesehatan, sepertinya kurang bagus. Ada ide yang lain?” kata Zahra memberi penjelasan.
“ Aku tahu! Bagaimana kalau bahan untuk speech besok adalah pendidikan? Kan, sebentar lagi kita akan memperingati Hari Pendidikan Nasional.” usul Silvia.
“ Benar sekali! Ide yang bagus, tuh! Bahannya sudah dapat yaitu pendidikan, sekarang tinggal mencari isi dari speech besok.” kata Zahra.
Akhirnya pencarian isi speech dengan bahan atau tema pendidikan selesai juga! Sepertinya Silvia akan menang dalam lomba speech itu karena dilihat dari isinya, speech itu maknanya bagus.
“ Thanks, ya, sudah bantu aku browsing bahan speech. Hmm… jangan lupa doain aku supaya menang! Oh, ya besok kita jadi makan bakso di warungnya mang Ujang, kan? Sudah lama, nih aku tidak makan bakso nya yang nikmat itu! Mudah – mudahan kita dapat harga murah lagi seperti 2 minggu yang lalu itu, lo!” kata Silvia.
“ Your welcome. Jadi dong kita makan bakso di warungnya mang Ujang. Aku juga sudah lama tidak menikmati kelezatan baksonya. Hmm…! Sudah sore, nih! Aku pulang dulu, ya. Salam untuk Ibumu, ya!” kata Zahra.
Silvia mengantarkan Zahra sampai ke pintu pagar rumahnya. Zahra pun mengucapkan salam pada Silvia,
“ Aku pulang dulu, ya, Assalamualaikum! Daagh, Viaa! Sampai bertemu besok.”
“ Waalaikumsalam. Daaagh!” jawab Silvia.
Tak lama kemudian, setelah Zahra pulang, Ibunya pun bangun saat dia merapikan kamarnya yang berantakan karena kerja kelompok tadi,
“ Zahra sudah pulang, Via? Mengapa tidak berpamitan dahulu dengan Ibu?”
“ Iya, Bu. Ia takut akan mengganggu Ibu yang sedang tidur makanya ia tidak berpamitan dengan Ibu. Oh, ya! Ia menitipkan salam untuk Ibu kepadaku.” jawab Silvia.
“ Oh… besok tolong ucapkan terima kasih kepadanya, ya!” kata Ibu.
“ Siap boss!” jawab Silvia.
Kemudian, ia menuju ke toilet unutk mandi karena hari telah sore dan waktu telah menunjukkan jam 5.13 WIB. Biasanya, pada jam itu, ia telah selesai mandi dan sekarang telah menonton TV di kamarnya dan sedang menunggu Ayahnya pulang dari kantor. Tetapi, karena ia kerja kelompok, mandinya jadi tertunda, deh! Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Silvia menonton kartun kegemarannya, yaitu “ Spongebob Squarepants” Wahh… Silvia tidak dapat diganggu kalau sedang menonton kartun itu. Meskipun sering menonton kartun, tetapi, ia dapat membagi yang mana waktu belajar, dan yang mana waktu untuk bermain. Makanya, ia tidak pernah kesulitan dalam belajar. Zahra pun diberi tahu cara pembagian waktu tersebut. Orang tuanya sangat bangga dan kagum dengan kepandaian Silvia dalam membagi waktunya. Saat waktu menunjukkan jam 18.31 WIB, Ayah Silvia pulang,
“ Assalamualaikum!”
“ Waalaikumsalam, Ayah tumben sekali pulang jam segini. Biasanya pulang sekitar jam 18.00 WIB.” Kata Ibu.
“ Iya. Tadi di kantor ada tugas sedikit yang harus dikerjakan, daripada dikerjakan besok.” jawab Ayah.
“ Ya sudah kalau begitu.”
Ayah pun berganti pakaian dan beristirahat sejenak. Silvia pun menghampiri Ayahnya di kamar,
“ Ayah, besok aku akan mengikuti lomba speech di sekolahku. Lomba speech ini diselenggarakan untuk seleksi murid yang akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba speech juga bagi yang mendapatkan juara satu. Aku telah mendapatkan isi dari speech itu dengan tema Pendidikan. Bagaimana menurut Ayah?”
“ Wah! Tema yang bagus! Ayah akan mendoakan Via, agar mendapatkan juara satu dan supaya Via dapat mengikuti lomba speech juga di Jakarta!” kata Ayah menyemangati Silvia.
“ Insya Allah, Ayah! Aku akan berusaha untuk memenangkan lomba itu!” jawab Silvia.
Silvia pun menjadi tambah bersemangat untuk mengikuti lomba tersebut. Ia akan berlatih nanti malam supaya menang dalam lomba speech besok setelah makan malam.
“ Viaa! Ayah! Makan malam dahulu!”
“ Ya, Bu!” jawab Ayah dan Silvia.
Silvia pun makan malam bersama Ayah dan Ibunya. Setelah makan, Silvia membantu ibunya mencuci piring bekas makan dan membereskan meja makan. Kemudian, Silvia berlari menuju kamarnya. Orang tuanya sangat bangga sekali atas prestasi yang pernah dilakukan oleh Silvia. Dengan penuh semangat Silvia berlatih sampai suaranya terdengar sampai di luar kamarnya. Sesekali orang tuanya menengoknya ke kamar untuk melihat Silvia berlatih. Karena telah merasa cukup baik, Silvia pun mengakhiri latihannya tersebut. Lalu, Silvia berdoa kepada Allah SWT. agar besok diberikan kemudahan dalam lombanya. Setelah itu, Silvia pun beranjak tidur dan tak lupa berdoa sebelum tidur.
Pagi – pagi sekali Ibunya telah membangunkannya untuk mempersiapkan diri pergi ke sekolah. Silvia pun mandi dan kemudian sarapan bersama Ayahnya. Setelah siap, Silvia pun pamit kepada Ayah dan Ibunya. Silvia pergi ke sekolah bersama Zahra.
“ Ayah, Ibu! Aku pergi sekolah dulu, ya! Doakan aku supaya aku mendapatkan kemudahan dalam lomba speech.”
“ Pasti Ayah dan Ibu mendoakan kamu supaya kamu diberikan kemudahan dalam lomba speech itu dan supaya menang!” jawab Ibu mewakili Ayah.
“ Terima kasih, Yah, Bu! Aku pergi sekolah dulu. Assalamualaikum!” pamit Silvia.
“ Waalaikumsalam! Hati – hati, ya!”
Silvia pun pergi sekolah dan sebelum itu, Silvia menjemput Zahra di rumahnya.
“ Zahraaa!”
“ Ya! Bu, aku pergi sekolah dulu, ya! Assalamualaikum!” terdengar teriakan Zahra dari dalam rumahnya.
“ Ayo! Kita pergi sekolah nanti kalau terlalu lama kita bisa telat. Kamu juga, kan harus berlatih sebelum lomba dimulai!” lanjut Zahra.
“ Ya! Tenang sajalah.” jawab Silvia.
Mereka berdua pergi ke sekolah bersama – sama. Mereka terlihat seperti anak kembar yang tak pernah bertengkar. Sesampainya di sekolah,
“ Hai, Via! Kamu sudah mempersiapkan speech mu?” tanya salah satu temannya di sekolah.
“ Hai! Aku telah mempersiapkan speech ku dan kurasa itu sudah pasti!” jawab Silvia.
“ Ya sudah! Kudoakan supaya kamu menang, ya!” kata temannya itu.
“ Terima kasih!” kata Silvia kembali.
“ Ayo, Ra. Kita ke kelas.” lanjut Silvia.
“ Ayo!”
Di kelas, Silvia pun berlatih kembali ditemani Zahra, sahabatnya yang paling baik. Akhirnya, bel masuk berbunyi. Perlombaan speech sebentar lagi dimulai. Silvia tidak merasa tegang atau grogi sedikit pun! Tidak seperti kawan – kawannya yang akan mengikuti lomba speech itu juga. Ada yang takut, tegang, grogi … Ahh! Pokoknya macam – macam deh! Akhirnya, perlombaan speech pun dimulai. Silvia mendapatkan giliran membacakan speech nya nomor tiga setelah Rifa dan Alma.
“ Bagi yang mengikuti lomba speech, diharapkan untuk datang ke lokasi perlombaan karena lomba speech telah dimulai!” kata Panitia lomba speech tersebut.
Silvia lekas berlari menuju lokasi perlombaan dan tidak ketinggalan ditemani sahabatnya, Zahra. Saat sampai di depan lokasi perlombaan,
“ Zahra! Doakan aku, ya supaya mendapatkan juara satu dan diberi kemudahan tanpa mendapatkan kesulitan saat menyampaikan isi speech itu!” kata Silvia meminta pertolongan kepada Zahra, sahabat tercintanya.
“ Pasti, dong! Masa sahabatnya sendiri tidak didoakan supaya menang!” jawab Zahra.
“ Terima kasih, ya!”
Silvia pun masuk ke dalam lokasi perlombaan dan Zahra menunggu diluar.
Tidak satupun rasa tegang dan grogi tampak di wajah Silvia. Sambil menunggu gilirannya, Silvia pun kembali berlatih. Tak lama kemudian, tibalah giliran Silvia untuk membacakan isi speech nya. Dan benar saja! Silvia tidak mendapatkan kesulitan sedikit pun dalam membacakan speech nya. Silvia lancaar sekali membacaka isi speech nya. Selain lancar, tema yang Silvia ambil pun cocok sekali. Tidak ada yang mengambil tema pendidikan seperti Silvia. Tema teman – teman Silvia ada yang Politik, Kesehatan, dan lain – lain. Setelah semua peserta membacakan isi speech nya, tibalah saat yang ditunggu – tunggu oleh Silvia, yaitu “ Pembacaan Pemenang Lomba Speech”!
“ Sepertinya aku tidak akan memenangkan lomba ini.” ujar Silvia.
“ Tidak mungkin! Aku sangat yakin bahwa kamulah pemenangnya, Via!” kata Zahra.
“ Yaa… mudah – mudahan!” jawab Silvia.
Di saat inilah perasaan tidak tenang mulai menghantui hati Silvia. Setelah Panitia membacakan juara dua dan tiga, hati Silvia semakin tidak tenang karena namanya tidak dipanggil – panggil. Panitia pun membacakan juara pertama,
“ Dan yang mendapatkan juara pertama dalam lomba speech ini adalah ….....”
“ S I L V I A!!!!!!!!!!!!!” lanjut Panitia.
Silvia pun maju ke depan
“ Yang mendapatkan juara pertama, yaitu Silvia akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba speech lagi.” kata Panitia.
Silvia pun senaang sekali. Silvia berjanji akan berterima kasih kepada Orang tuanya dan sahabat tercintanya, Zahra karena telah memberi banyak semangat kepadanya.
By : Dinda Anna Zatika
Kamis, 13 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.jpg)
1 komentar:
comment2 dong!!!!!!!!
Posting Komentar